
Sampah
? ya sampah,, kata benda yang sudah sangat akrab bagi telinga kita, bahkan kita
sering bercengkrama secara langsung dengan kita sehari – hari, namun definisi
dari kata benda ini sungguh tak menyenangkan bagi sebagian besar penduduk
Indonesia pada umumnya, bagaimana tidak karena sampah itu sendiri sangat
identik dengan sesuatu yang sudah tak terpakai, berbau busuk yang menyengat
hidung dan penuh dengan bakteri penyebab penyakit, walau di tangan orang yang
berpikiran luas sampah itu sendiri bisa jadi sangat bermanfaat. Tapi bagi
sebagian besar masyarakat sampah seharusnya berada di tempat sampah, menunggu
para “penjemputnya” untuk di musnahkan.
Sadar
atau tidak tapi produksi sampah setiap hari selalu meningkat, bahkan yang saya
kutif dari situs http://www.pikiran-rakyat.com/node/156363
menyebutkan bahwa,
“Selama Bulan Ramadan hingga Lebaran nanti,
diprediksi volume sampah di Kota Bogor akan meningkat hingga 10 kali lipat
dibandingkan hari biasa. Terkait peningkatan volume sampah ini, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor menambah armada dan personilnya agar
tidak terjadi tumpukan sampah yang parah di beberapa titik strategis yang ada
di Kota Bogor.”
Membuang
sampah pada tempatnya dan mengolah sampah dengan baik dan benar akan menciptakan
lingkungan asri dan sehat yang di idam-idamkan oleh setiap individu.
Tapi bagi
segolongan orang yang memiliki kesadaran rendah akan perlakuan yang benar
terhadap sampah, tentu akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, salah satu
perlakuan tersebut seperti membuang
sampah ke sungai yang sudah menjadi cara terpraktis agar sampah menghilang
dalam sekejap mata dari pandangan.
Sadar atau tidak tapi membuang sampah ke
sungai sudah menjadi tradisi lumrah bagi masyarakat indonesia, terutama bagi
orang-orang yang berada disekitar bantaran kali pada umumnya, namun hal ini
sudahlah tak berlaku karena sekarang siapa saja bisa membuang sampah ke sungai,
entah itu pedagang kaki lima, pejalan
kaki atau bahkan ada yang rela jauh-jauh
membawa sampah hanya untuk dibuang kesungai, hal ini menjadikan sungai sebagai “tong
sampah berjalan” yang siap melayani setiap pelanggan setianya kapanpun
dan dimanapun yang tiap hari makin bertambah itu.
Ada sebab ada
akibat itulah hukum fisika yang berlaku, kebiasaan buruk membuang sampah
kesungai ini menjadikkan fungsi sungai berjalan tidak sebagaimana mestinya,
sebagai mana kita ketahui bahwa air sungai seharusnya bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat akan air bersih, fungsi lainnya juga air sungai bisa dimanfaatkan
untuk mengairi lahan pertanian masyarakat yang akan meningkatkan taraf hidup
masyarakat juga nantinya, dan yang tidak kita sadari bahwa sungai yang bersih
dengan air yang jernih bisa menarik wisatawan berkunjung, seperti yang kita
lihat di Jepang bahwa selokan yang keadaannya memperihatinkan di Indonesia bisa
jadi tempat wisata di Negara tirai bambu itu.
Namun dengan
perlakuan buruk kita terhadap sungai,
maka akan memberikan dampak buruk juga pada kita, sungai yang sudah
terkontaminasi bahan – bahan berbahaya dari berbagai jenis sampah tersebut
dapat menjadikan sungai sebagai mesin pembunuh bagi siapapun, banjir penyakit
gatal-gatal akan menjadi hal biruk yang sedang menunggu waktu, sungai yang
kotor dengan sampah yang bergelimang akan membuat sungai menjadi sarang nyamuk
yang nyaman untuk berkembang biak dan malaria pun akan kembali menjadi pembunuh
yang ditakuti sebagai perwujudan balas
dendam sang sungai.
Oleh karena
itu kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang dan mengolah sampah
sebagaimana mestinya sangatlah penting demi menciptakan masyarakat yang sehat
dan lingkungan asri, dan mengembalikan fungsi sungai sebagai mana mestinya.