Mimpi 2



Mimpi 2

Sudah sepantasnya tempat ini terasa hening dan damai, semua orang duduk dengan tenang, tidak ada kekacauan, hanya ada suara music blues lembut dan suara lembaran-lembaran kertas yang dibuka perlahan, “jika setiap pelosok bumi seperti perpustakaan ini, mungkin dunia akan benar-benar damai ya” gumam ken dalam lamunannya. Dia melanjutkan membaca buku-buku sejarah kuno yang menceritakan tempat-tempat misterius dan kemajuan peradaban kuno yang penuh dengan energi spiritual, sambil meminum kopi ringannya ken kembali tenggelam dalam dunianya yang penuh imajinasi.
“Haaaaaa… panasnya !!!” keluh rin kesal “ini masih bulan februari kan?, apa matahari sudah sedekat itu, padahal aku masih ingin memakai baju-baju tebal ini, payahnya” namun kegondokan rin tiba-tiba hilang saat melihat sesosok pria kaku dan cuek diseberang jalan, dia pun segera menghampirinya dengan berlari keci,l namun pria itu seakan acuh akan kehadirannya.
“jahatnya ! kau tak pernah berubah ya shun” goda rin dengan jenaka.
“Jika aku berubah maka kau sudah kehilangan keperawananmu kan rin” balas shun dengan wajah mengerikannya.
“Jangan dekati aku, kau benar-benar monster shun”
“Eh ? yang tadi menghampiriku kan kau rin, jujur saja kau tergila-gila denganku kan rin? Haha..”
“Mungkin satu tempat kerja denganmu benar-benar membuatku gila shun, kau itu…kau.. ah kau itu menyebalkan, mesum, acuh, dan sama sekali tak punya tekad, yah..walau mukamu sedikit terlihat manis” desah rin santai.
“Eh,, apa ? kau sebut aku manis? Haha.. jadi begitu rin” tatap shun nakal.
“Mati saja kau laki-laki mesum” teriak rin sambil memukul bahu shun dengan tas yang dibawanya” dan tanpa sadar mereka sudah tiba ditempat mereka bekerja.